Sabtu, 03 Maret 2012

Di Balik Kekalahan Timnas-Bahrain 0-10

Pelatih Aji Santoso mengakui bahwa kekalahan 0-10 tim nasional Indonesia dari Bahrain dalam laga terakhir Grup E Pra-Piala Dunia 2014, Rabu (29/2/2012), memang sangat mengecewakan masyarakat. Dia menilai, hasil tersebut merupakan tanggung jawabnya sebagai pelatih. Irfan Bachdim dan kawan-kawan, lanjutnya, tak bisa disalahkan.

"Pemain tidak bisa disalahkan, ini merupakan tanggung jawab saya. Memang untuk timnas senior memiliki target cukup tinggi, jadi dibutuhkan persiapan yang sangat baik. Jadi ini tugas yang berat, apalagi saya juga melatih timnas U-23," ujar Aji saat dihubungi Kompas.com di Jakarta, Sabtu (3/3/2012).

Kekalahan dengan skor tersebut menjadi sejarah kelam tersendiri bagi timnas. Pasalnya, hasil itu menjadi rekor kekalahan terbesar Indonesia sejak tahun 1934. Terakhir kekalahan terbesar pasukan "Merah Putih" terjadi pada 1976, saat Denmark mencukur Indonesia 9-0 dalam laga uji coba di Kopenhagen.

Menurut Aji, dalam pertandingan itu anak asuhnya sebenarnya sudah cukup menikmati pertandingan pada menit-menit awal. Akan tetapi, sejumlah kartu merah, khususnya yang menimpa kiper Samsidar pada menit ke-3, membuat mental para pemainnya menurun.

"Dengan kartu merah itu, skema kita jadi tidak berjalan dengan baik. Bermain dengan 11 pemain aja belum tentu skema berjalan, apalagi dengan 10 orang. Tapi, ya inilah hasilnya. Saya tetap menerima kekalahan ini. Apalagi memang Bahrain kualitasnya di atas tim kita," kata Aji.

"Tetapi, saya juga bangga dengan para pemain, dan kita tidak perlu berhenti sampai di sini. Hasil ini akan kita jadikan sebagai ajang introspeksi untuk menghadapi sejumlah pertandingan ke depannya nanti," tegasnya.
JAKARTA, KOMPAS.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar